Belajar Nyetir (ala) Emak-emak

Wajar kan sebagai perempuan (baca: emak-emak) kalau pengen bisa nyetir? Nah keinginan ini sudah muncul sekitar sepuluh tahun yang lalu, padahal waktu itu belum punya mobil. Dengan modal sekitar 400 ribuan waktu itu saya mendaftar kursus setir mobil di Surabaya. Satu paket terdiri dari lima kali pertemuan dengan durasi belajar sekitar 2 jam menggunakan mobil jenis sedan.
Kursus setir tahun 2006 saya selesaikan dengan tuntas. Tapi anehnya saya merasa belum percaya diri untuk menyetir. Salah satu alasannya karena saat belajar menyetir, instruktur banyak membantu saya karena desain mobil yang dilengkapi kopling dan rem ganda. Alasan lainnya karena saya tidak pernah berlatih menyetir setelah kursus usai (maklum belum punya mobil).
Sebenarnya pada tahun itu saya dua kali nyaris membeli mobil (punya teman alias mobil second). Namun keduanya gagal transaksi. Uang yang saya sediakan untuk membeli mobil justru habis untuk memperbaiki rumah (hehehe....).
Pada tahun 2009 saya akhirnya bisa memiliki mobil (walaupun nyicil). Mobil manual (mobil sejuta umat) telah nangkring manis di garasi. Suatu hari saya dengan pede-nya mencoba mengeluarkan mobil dari garasi ke gang depan rumah. Hasilnya mobil menyerempet tong sampah tetangga (yang terbuat dari beton). Suami ngomel dong...hahaha. Untungnya mobil masih ter-cover asuransi all risk. Namun hal ini membuat nyali saya ciut untuk belajar nyetir.
Hal lain yang membuat saya tidak pede karena saya merasa tidak bisa melihat ujung moncong mobil. Takut nabrak mobil yang di depan.
Tahun 2012 saya kembali ambil kursus menyetir di Jogja. Saya ambil kursus privat dengan tarif Rp 85.000,- tiap kali pertemuan. Mengambil waktu istirahat makan siang. Beberapa kali kursus lumayan membuat saya lebih pede. Mobil yang digunakan adalah mobil biasa (tanpa modifikasi dobel kopling ataupun dobel rem). Instrukturnya juga enak mengajarnya, santai. Namun selesai kursus tidak saya tindaklanjuti dengan berlatih di rumah. Akhirnya keberanian saya menyetir hilang lagi.
Tahun 2016 saya kembali ingin belajar menyetir. Kali ini saya bertekad membeli mobil kecil yang matic. Beberapa teman saya (ibu-ibu) yang tadinya kesulitan menyetir bisa berhasil karena beralih ke jenis mobil matic.
Menjelang bulan puasa, bapak saya sakit selama sebulan lebih dan dirawat di rumah sakit kota Solo. Hal  membuat saya dan suami bolak balik pulang menempuh jarak hampir seribu km tiap minggu. Suami nampak sangat kelelahan tiap kali perjalanan pulang. Beberapa kali kami terpaksa menginap di pom bensin karena suami lelah menyetir sendirian. Di sini terbersit keinginan kuat untuk bisa menyetir sehingga bisa menggantikan suami di perjalanan bila dia kelelahan.


Dengan pertimbangan harga, akhirnya saya memilih mobil Daihatsu Ayla tipe X matic. Dengan bodi mobil yang ramping dan imut membuat saya merasa pede untuk mengendarainya.
Sebelum mobil yang saya pesan datang, saya kembali mendaftar kursus mengemudi di daerah Sidoarjo. Saya memilih sistem privat dengan tarif Rp 150.000,- dengan durasi latihan 2 jam, menggunakan mobil Honda Jazz matic. Alhamdulillah hanya sekali kursus sudah mampu mendongkrak rasa pede saya. Walaupun tetep tidak bisa melihat ujung moncong mobil, namun saya sudah mulai bisa mengira-ngira jarak aman dengan kendaraan yang berada di depan.
Alhamdulillah sekarang saya sudah mulai lancar mengemudi. Hal ini tidak lepas dari menimba ilmu via internet. Saya membaca beberapa artikel maupun blog yang mengupas bagaimana tips dan trik belajar mengemudi khususnya wanita alias ibu-ibu. Selain itu sya suka melihat berbagai video tutorial mengemudi yang banyak diunggah di youtube.
Ayo ibu-ibu jangan menyerah untuk belajar. Salah satu yang memotivasi saya untuk belajar menyetir adalah ingin mengantar anak saya sekolah bila suatu saat saya dipindahtugaskan ke homebase/kota domisili.




Komentar

Postingan Populer