PNS, Sebuah Pekerjaan Idaman Orang Indonesia (katanya)

Beberapa opini yang berseliweran di media sosial (misalnya di kompasiana.com) menyatakan bahwa saat ini PNS telah menjadi pekerjaan idaman orang Indonesia. Salah satu tandanya adalah membludaknya jumlah pelamar pada pendaftaran PNS. Belum lagi dibumbui dengan adanaya kasus penipuan terhadap orang-orang yang mendambakan jadi PNS dengan cara membayar sejumlah uang (alias praktek suap). Nominalnya berkisar dari beberapa juta hingga ratusan juta rupiah. Sungguh fantastis.

Beberapa alasan mengapa PNS sangat diidamkan adalah adanya jaminan pensiun saat hari tua (padahal sekalipun pekerja swasta bisa mempersipkan sendiri jaminan pensiun melalui asuransi atau investasi lainnya). Belum lagi gaji PNS yang nominalnya terus bertambah sehingga melebihi pembayaran perusahaan swasta. Belum lagi adanya gaji ke 13 setiap tahun serta remunerasi di beberapa kemneterian negara/negara sehingga take home pay mereka bisa mencapai dua kali lipat gajinya.

Fenomena PNS ini mungkin sangat berbeda saat saya lulus SMA (tahun 90-an sekian) dimana anak muda banyak yang ingin menjadi dokter, insinyur, ahli perminyakan dan sebagainya yang bisa menghasilkan uang banyak. Sehingga saat saya pertama diangkat calon PNS pada awal tahun 1996 dengan golongan II/a atau setara dengan lulusan SMA maka gaji pokok saya saat itu adalah Rp 88.000,-

Saat itu anak muda yang menjadi pegawai golongan rendah seperti saya tidak cukup bonafid di pergaulan. Bahkan saya masih ingat komentar salah satu kenalan yang mengaku sebagai 'pengusaha muda' yang mengatakan jadi PNS dengan gaji yang 'dicokot-cokot alot' alias cuma digigit dan terasa kenyal (kayak karet ya..hehe) yang menggambarkan saat itu gaji PNS cukup minim dengan gambaran bahwa pegawai banyak yang hidup amat sederhana (tentu dengan banyak cicilan...wkkkk). Apalagi saat itu pacar saya (saat ini menjadi suami) juga PNS dengan golongan yang setingkat lebih tinggi alias II/b. Klop menderitanya...

Salah satu dosen saya (saat kuliah di D3) heran dengan siswa-siswanya yang begitu lulus langsung menikah padahal golongan dan gaji masih sangat rendah (cenderung tidak mencukupi kebutuhan hidup). Bahkan menambahkan komentar: mungkin lebih indah kalau menderita berdua daripada menderita sendirian...hahaha.

PNS identik dengan kredit/cicilan?
Benar sekali saudara-saudara... Saya pertama kali mengajukan kredit pegawai ke salah satu bank pemerintah tahun 1998 dengan tujuan membantu orang tua merehab rumah. Jadilah gaji saya yang cuma segitunya masih dipotong dengan cicilan kredit selama sekian tahun.
Saat menikah tahun 1999, saya merantau ke Surabaya (ikut suami) dengan modal sekian juta (sisa amplop dari tamu undangan pernikahan setelah dipotong dengan biaya resepsi) dan bisa mengontrak sebuah rumah di dekat kantor.
Demikianlah gambaran PNS hampir dua puluh tahun yang lalu.

Beberapa kredit yang iasa diambil PNS misalnya kredit rumah, kendaraan, atau hutang koperasi. Biaya lain yang cukup membuat seseorang mengajukan kredit misalnya membiayai anak kuliah/sekolah.

Ini sedikit perbincangan dengan teman kantor yang menyatakan bahwa gaji PNS sekarang bahkan jauh di bawah UMR buruh di DKI Jakarta (yang mencapai 3,1 juta rupiah perbulan). Padahal gaji pokok saya sebagai pegawai bergolongan III/d dengan masa kerja 19 tahun lebih belum mencapai 3 juta.

Alhamdulillah di saat krismon (katanya) kami PNS tidak mengalami PHK masal. Itu yang harus disyukuri. Apapun jenis pekerjaannya, berapapun penghasilannya, kuncinya hanya satu: bersyukur. Memang rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau.

Jadi menurut Anda, apakah PNS menjadi pekerjaan idaman?

Komentar

Postingan Populer