Obat Paling Mujarab : Pijat

Sebagai isteri dan pekerja tentu ada kalanya saya merasa sangat lelah (baik fisik maupun mental). Apalagi pekerjaan saya menuntut untuk sering bepergian sehingga wajar jika badan merasa pegal-pegal. Di saat seperti itu yang terbayang di benak saya adalah segera melepon tukang pijat langganan.

Sekitar tahun 2004 (saat awal-awal pindah rumah di Sidoarjo) saya tukang pijat andalan. Mula-mula tarifnya sekitar Rp 35.000,- untuk 2 jam. Pijatannya enak dan punya power oke sehingga anak dan suami juga sering ikutan minta dipijat. Namun tarifnya terus naik beberapa waktu kemudian, mulai dari Rp 40.000,- sampai akhirnya mencapai Rp 70.000,- Wahhh ... mahal banget ya (itu tarif  sekian tahun lalu). Kalau yang pijat 3 orang kan lumayan ongkosnya. Akhirnya temen saya menyarankan agar pindah tukang pijat lain.

Untuk daerah Sidoarjo/Surabaya akhirnya saya menemukan tukang pijat yang cocok yaitu tempat pijat refleksi di mall Cito (City of Tomorrow Surabaya) yang berada di Bundaran Waru. Di depan Hypermart Cito terdapat beberapa counter pijat. Anda bisa memilih, ada tukang pijat lelaki maupun perempuan. Ada yang hanya sekitar 15-20 menit (tarifnya sekitar Rp 15-20 ribu) misalnya hanya dipijat tangan atau kaki saja hingga paket lengkap sekitar 1 jam (rata-rata sekitar Rp 70.000,-). Sebaiknya Anda membawa sarung atau kain sendiri jika ingin dipijat lengkap (ada bilik atau ruangan yang tertutup).

Dulu (antara tahun 2010-2013) saat bertugas di Kanwil Ditjen Perbendaharaan DIY (tepatnya di sebelah Hotel Quality Yogya) saya rutin pijat di Ambarukmo Spa yang berada di belakang kantor. Itu spa khusus perempuan. Saking seringnya pijat di sana saya pernah ditegur oleh terapisnya bahwa tidak bagus jika seminggu pijat sampai 2 kali, sebaiknya pijatnya 2 mingguan saja agar kekebalan tubuh tidak terganggu (itu kata terapisnya lhoo...bener apa ga ya??... Yang jelas sih biar ga boros di kantong).

Di Pamekasan Madura, saya punya tukang pijat langganan, namanya Bu Mai. Umurnya sekitar 42 tahun. Walaupun kelihatan ringkih namun tenaganya luar biasa. Sering kali saya minta agar tekanan tangannya dikurangi (karena berasa ngilu sampai ke tulang...hehehe). Ternyata anak dan suami juga cocok. Jadilah dia obat paling mujarab kalau saya merasa tidak enak badan. Habis pijat plus minum yang hangat-hangat, badan berasa enteng dan tidur lebih pulas.

Sewaktu mengikuti Diklat di Magelang kebetulan ada satu sesi yang diisi pengajar yang merupakan seorang psikolog. Saya masih ingat beliau menyatakan bahwa sentuhan di kulit oleh manusia lain (misalnya saat dipijat) membuat orang bahagia karena adanya produksi hormon-hormon tertentu. Mungkin itu sebabnya setelah dipijat orang merasa nyaman (selain peredaran darah juga menjadi lebih lancar).

Oke...mari segera panggil tukang pijat andalan. Apalagi paska mudik lebaran...badan pegal-pegal. Dikit dikit jangan langsung minum obat ya.... Siapa tahu obatnya cukup dipijat.

Komentar

Postingan Populer