Mengenal Perjalanan Haji (Bagian 3)
Menjelang pukul 4 dini hari, kami
tiba di Masjidil Haram. Alhamdulillah...hanya itu yang mampu terucap, mewakili
perasaan yang campur aduk karena bahagia. Air mata bercucuran...lega...akhirnya
sampai juga kami ke Baitullah setelah penantian bertahun-tahun.
Kami menunggu sholat subuh.
Jamaah yang datang ke masjid sudah banyak. Kami berpencar karena jamaah pria
dan wanita beda tempatnya.
Perlu kami informasikan bahwa letak
toilet di halaman luar yang jaraknya lumayan jauh, sehingga sebelum masuk ke
dalam masjid sebaiknya mampir dulu ke toilet untuk buang air kecil dan wudlu.
Hal ini juga menjaga kekhusukan sholat tanpa menahan kencing. Apalagi
jika akan umroh dimana perlu waktu lama untuk menyelesaikan rangkaian tawaf
(mengelilingi ka’bah) dan sai (lari-lari kecil antara Safa dan Marwah).
Tempat sholat utama (dan berjubel)
tentu saja di dekat ka’bah. Namun
jika susah mencari tempat shalat, menurut saya lebih nyaman berada di atap masjid. Tempatnya terbuka (tanpa atap)
dan luas. Terdapat beberapa akses menuju atap yaitu melalui tangga berjalan
(eskalator).
Di atap, kami masih bisa
memandang ka’bah dan gedung-gedung sekitar, termasuk menara jam raksasa. Jika
ingin tawaf juga lebih longgar, namun jarak tempuh tawaf memang lebih jauh
karena lingkarannya lebih besar.
Setelah shalat subuh, barulah
rombongan berkumpul di halaman masjid untuk menunaikan rangkaian umrah wajib.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar