Resume Buku: Life for Happiness
Judul Buku :
Life
for Happiness : Inspirasi untuk
Mengatasi Kegagalan Hidup
Cetakan I, Juli 2011
192 hlm.; 15,5 x 23,5 cm;
Mechanical paper 50 gr
Penulis :
Irma Sustika
Diterbitkan oleh: Penerbit NUANSA, Bandung
Penulis, Irma
Sustika, lahir di Jakarta, 15 Nopember 1965. Beliau adalah seorang Motivational Speaker, Softskill Trainer,
serta pemilik dan Direktur ISF Consulting,
sebuah lembaga pengembangan SDM yang dibangun dan dirintis sejak tahun 2006.
Saya membaca buku
ini dengan perasaan ringan dan sangat menikmati seluruh rangkaian kata mulai dari Kata Pengantar Penerbit hingga halaman
terakhir. Bahasa yang digunakan
cenderung informal sehingga membuat saya seperti mendengar percakapan
sehari-hari.
Sebagai seorang
wanita, pekerja, sekaligus istri serta ibu dari 2 orang anak, saya merasa
larut dalam tulisan Ibu Irma. Ketika
membaca buku ini, saya merasa melewati kembali perjalanan hidup saya, merasakan
kembali hari-hari penuh suka dan duka. Hasil akhirnya, saya merasa mendapat
kekuatan baru untuk menghadapi segala tantangan hidup yang akan datang.
Berikut ini
beberapa bagian tulisan beliau yang sangat berkesan bagi saya, antara lain:
v HIDUP ADALAH BELAJAR
Sekolah kita yang sesungguhnya
adalah pada saat kita menjalani kehidupan. Di sanalah kita benar-benar
mendapatkan pelajaran. Biaya yang telah
kita keluarkan dan waktu yang diperlukan untuk menempuh pendidikan formal belum
apa-apa jika dibandingkan dengan SEKOLAH KEHIDUPAN. Adapun pelajaran yang kita
terima dalam Sekolah Kehidupan ini tak terbatas, bahkan waktu (jam) sekolahnya
pun tidak terbatas, bisa siang, malam, dan tak mengenal hari libur.
v HIDUP BUKAN JALAN TOL YANG
BEBAS HAMBATAN
Begitulah perjalanan hidup manusia,
ada masanya kita bahagia, ada masanya kita sedih. Ada masanya jalan hidup kita sangat lancar,
namun bukan hal yang tidak mungkin kita bisa merasakan tersendat. Hidup memang
selalu menghadirkan dualitas: ada kaya ada miskin, susah-senang,
bahagia-menderita, untung-rugi, dipuji-dicaci, dsb.
v KEHILANGAN
Semua orang pasti pernah mengalami
kehilangan, kecil maupun besar. Mulai
dari sekedar kehilangan benda remeh-temeh, harta berharga, hingga kehilangan
orang-orang tercinta. Segala yang ada di
dunia ini bersifat fana. Artinya, suatu saat akan hilang, rusak, atau tidak ada
lagi. Karena pada hakekatnya, hidup
adalah sebuah kehilangan.
Ada baiknya kita tidak hanya
menghitung apa yang telah hilang atau berkurang. Jika kita mau menghitung apa
saja yang telah kita terima dan kita miliki, maka mungkin kita kan takjub dan
bersyukur karena betapa banyak yang sudah diberikan Tuhan kepada kita.
v BAHAGIA ITU PILIHAN
Bahagia atau tidak, itu semua adalah
pilihan Anda sendiri.
Ukuran dan sumber kebahagiaan itu
sendiri merupakan hal yang subyektif bagi setiap orang. Ada yang merasa bahagia
ketika mereka punya uang banyak, punya jabatan tinggi, punya banyak teman,
punya anak, punya istri, suami, dsb. Namun
semua hal tersebut bukanlah hal-hal yang membuat Anda bahagia. Kenapa?
Ada banyak orang yang punya banyak
uang, tapi hidupnya tidak tenang. Mungkin karena mereka tidak mempunyai
pasangan hidup, tidak punya anak, dsb. Tapi banyak juga orang berduit yang
hidupnya bahagia dan mereka selalu senang membantu sesama dengan harta dan
tenaga mereka.
Jika Anda merasa sedang tidak bahagia,
Anda bisa mengubah cara berpikir Anda, sekaligus mengubah tindakan Anda. Jadi,
kita tidak perlu menunggu mobil baru, rumah mewah, atau jabatan tinggi untuk
bahagia. Salah satu cara untuk menjadi bahagia adalah bersyukur pada Sang
Pemberi Kebahagiaan yaitu Allah.
Demikianlah beberapa poin yang
sangat berkesan bagi saya tentang buku karya Ibu Irma Sustika tersebut.
Yogyakarta, 1
Desember 2011
Komentar
Posting Komentar